Proyek Mewah, Parah penguna jalan merasah kecewa Desak Evaluasi Jembatan Dahari Indah – Selebar Kab. Batu Bara"media sdictv. 🆔
"Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah meresmikan jembatan penghubung antara Desa Dahari Indah dan Desa Dahari Selebar, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara. Proyek yang masuk dalam program multiyears strategis tahun 2022–2023 ini menelan anggaran fantastis sebesar Rp 2,7 triliun dan digadang-gadang sebagai solusi konektivitas antarwilayah di Sumatera Utara.Namun ironisnya, di balik rampungnya struktur utama jembatan, kondisi jalan akses naik dan turun jembatan justru rusak berat, bergelombang, dan tidak diaspal. Jalan masih berupa batu padas dan batu mangga, tanpa pengerasan, pengaspalan, maupun penataan yang layak. Kondisi ini menimbulkan risiko kecelakaan tinggi, terlebih saat hujan turun atau malam hari.
Warga mengeluhkan besi pembatas jembatan yang menjulang berbahaya, serta akses tepi jembatan yang tertutup, sehingga menyulitkan mobilitas masyarakat yang tinggal di sekitar sungai.
“Banyak pengendara jatuh. Besi pembatas jembatan dibiarkan terbuka, jalan menanjak dan menurun penuh batu tajam. Sama sekali tidak aman,” ujar seorang warga Desa Dahari Indah.
Menyikapi kondisi tersebut, Syaharuddin, perwakilan dari Lembaga Ruang Keadilan Rakyat Indonesia (LRKRI), mengecam keras kinerja Dinas Bina Marga dan pelaksana proyek. Ia menegaskan bahwa proyek besar yang tidak memperhatikan keselamatan rakyat justru menjadi sumber penderitaan, bukan solusi.
“Dinas terkait harus bertanggung jawab. Ini sangat membahayakan bagi pengguna jalan. Apalah artinya proyek sebesar itu dibangun jika akhirnya hanya menyengsarakan masyarakat?” tegas Syaharuddin kepada media.
Sebagai informasi, proyek ini dikerjakan oleh KSO Waskita-SMJ-Utama, dengan pengawasan oleh PT Citra Diecona KSO PT Perentjana Djaja, di bawah koordinasi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sumut. Kegiatan mencakup pembangunan dan peningkatan jalan serta jembatan strategis lainnya di Kabupaten Batubara, termasuk:
- Simpang Tanjung Kasau – Bandar Masilam (batas Simalungun),
- Bandar Khalifah – Desa Lalang (akses Inalum),
- Simpang Sono – Simpang Empat Timbangan Tanjungtiram,
- Jembatan Gotak dan saluran drainase jalan provinsi.
Namun, dari laporan masyarakat dan hasil pantauan di lapangan, sejumlah titik akses belum terselesaikan dengan layak. Warga berharap pemerintah segera turun tangan, melakukan audit teknis, dan memastikan tindak lanjut perbaikan, bukan hanya pencitraan peresmian.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Dinas Bina Marga atau penyedia jasa terkait keluhan masyarakat dan desakan dari LRKRI. (Reza)
Social Footer